MAKALAH
Teori social: definisi social oleh max
weber
Makalah ini diajukan
untuk memenuhi tugas UAS Matakuliah Sosiologi
Dosen
pembimbing:
Bpk. Saiful Bahar
Disusun Oleh:
Rif’atul
Khoiriyah Malik
FAKULTAS
DAKWAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NURUL JADID
PAITON
PROBOLINGGO.
JANUARI
2013
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Segala puji syukur kepada Allah swt,
yang telah memberi rahmat
dan hidayahnya, kepada kita. Kami
mengucapkan alhamdulillah karena telah menyelesaikan apa yang sudah menjadi
tanggung jawab kami sebagai seorang pelajar, yakni menyelesaikan atau membuat
makalah dengan tema “Teori
Sosial:Definisi Sosial Oleh Max Weber”.
Pertama-tama sholawat seiring salam
tetap kami panjatkan kepada nabi tercinta, atas keagungan Nabi Muhammad saw, yang telah
memberi kelebihan akal kepada ummatnya dari zaman kebodohan. Kedua kalinya saya
mengucapakan terima kasih kepada kedua orang tua, karena berkat dukungan
beliaulah, sehingga kami mampu menjalani semua tugas dan tetap sampai sekarang
dapat menimba ilmu dengan sungguh-sungguh. Dan tidak lupa pula kami ucapkan
terima kasih kepada dosen pembina bapak Saiful Bahar. yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing, dan memberi pengarahan kepada kami, sehingga penulis
dapat menyelesaikan amanah beliau dengan baik meskipun ada sedikit kekurangan.
Pada kesempatan kali ini kami akan
memaparkan sedikit pelajaran dari mata kuliah Sosiologi, dengan tema yang telah
saya sebutkan di atas. Harapan kami, Insya’allah, materi-materi yang disajikan
dalam makalah ini dapat bermanfaat, baik bagi kami dan bagi teman-teman yang
suatu saat akan membutuhkan materi ini.
Karena itu kami dengan senang hati mengharapakan kritik dan saran untuk
perbaikan tanggungan sebagai seorang mahasiswa khususnya kepada kami agar
kedepannya bisa melaksanakan tugas dengan baik. Kepada semua teman tercintaku
yang telah ikut mendukung dan atas partisipasinya bagi kami, kami mengucapkan
terima kasih.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Paiton, 11 Januari 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Sampul.......................................................................................................... I
Kata Pengantar............................................................................................................ II
Dartar Isi...................................................................................................................... III
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan
Penulisan.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sosisologi Menurut Max Weber (1864-1920).............................. 3
B. Biografi
Singkat Max Weber ........................................................................ 4
C.
Definisi Sosial yang
Dikembangkan Max Weber............................................ 6
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mengenal kata sosiologi sebagai ilmu masyarakat dan lingkungan,
sangatlah apik dengan berbagai fakta yang ada. Sebagaimana yang kita ketahui
bersama, sosiologi adalah suatu ilmu tentang hubungan antarteman, Namun secara lebih luas sosiologi adalah ilmu
pengetahuan tentang pergaulan hidup manusia dan masyarakat. Pada hakikatnya, sosiologi adalah disiplin
ilmu yang kategoris dan bukan normative, ia sebagai ilmu pengetahuan yang
abstrak bukan ilmu pengetahuan yang konkret, ia termasuk ilmu pengetahuan murni
(pure science) dan bukan ilmu pengetahuan terapan (applied science),
ia merupakan ilmu pengetahuan yang umum bukan ilmu pengetahuan yang khusus dan
ia sebagai ilmu pengetahuan yang empiris rasional. Sosiologi bertujuan untuk
menghasilkan pengertian dan pola-pola umum. Sosiologi mencari dan meneliti apa
yang menjadi prinsip atau hokum-hukum umum dari interaksi antarmanusia dan juga
perihal sifat, hakikat, bentuk, isi dan struktur masyarakat.
Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi sebagai rumpun ilmu-ilmu social
(social science) yang lahir berkat seorang filosof Prancis yang ternama
Auguste Comte (1798-1875) denga bukunya The Course of Positiv Philosophy. Dalam
bukunya ia menerangkan pendekatan-pendekatan umum untuk mempelajari masyarakat yang harus
melalui urutan-urutan tertentu.
Memasuki pembahasan penulis nanti, yaitu teori social yang
didefinisikan oleh Max Weber. Untuk mengenal pada saat teori
sosiologi sedang dibangun, minat terhadap ilmu pengetahuan kemudian meningkat pesat,
hal itu terjadi tidak saja diperguruan tinggi, namun juga dimasyarakat pada
umumnya. Hasil sains termasuk teknologi mendapat apresiasi yang luar biasa di
masyarakat. Walaupun dikatakan apresiasi itu berkaitan dengan sukses besar
sains fisika, biologi dan kimia (Ritzer,2004). Perdebatan antara perkembangan
sosiologi dan sains pada saat itu menjadi hal yang penting disinggung dalam
bagian awal perkembangan teori sosiologi, sosiologi dibesarkan oleh minat
masyarakat terhadap sains yang menginginkan sosiologi meniru kesuksesan sains
atau karena kesuksesan sains pada saat itu mengalihkan perhatian terhadap
sosiologi. Rupanya, pada akhirnya masyarakat kemudian percaya bahwa
perkembangan sosiologi disebabkan karena adanya keunggulan pemikiran yang lebih
menyukai sosiologi sebagai sains.
Dengan adanya sedikit penjelasan di atas, maka akan mempermudah
penulis dalam pengklasifikasian sosiologi sebagai ilmu pengetahuan ataupun
sosiologi sebagai ilmu social. Maka di sini akan dibahas secara lebih lanjut
tentang teori yang di kembangkan Max Weber tentang definisi social yang menjadi
pusat penelitiannya.
B.
Rumusan Masalah
Dalam catatan kecil yang akan penulis perjelas, ada beberapa point
yang harus diketahui bersama yang berhubungan dengan definisi social Max Weber.
Yaitu sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud dengan teori social?
2.
Jelaskan penjabaran Max Weber tentang sosiologi!
3.
Tuliskan secara singkat biografi Max Weber sebagai perintis ilmu sosiologi?
4.
Dan jelaskan secara singkat teori yang dikembangkan oleh Max Weber!
C.
Tujuan Penulisan
Adapun visi
maupun misi penulis dalam penulisan makalah ini ialah:
1.
Untuk mengembangkan pengetahuan penulis tentang apa yang dimaksud
dengan teori social.
2.
Untuk memahami secara mendalam apa yang disampaikan Max Weber dalam
proses definisi social.
3.
Untuk mengenal sejarawan sosiologi yang di dalamnya terdapat
Auguste Comte (sebagai bapak sosiologi), Karl Marx, Emile Durkheim dan
terkhusus Max Weber.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sosiologi Menurut Max Weber (1864-1920)
Menurut Max Weber, sosiologi sebagai ilmu berusaha memberikan
pengertian tentang aksi-aksi social. Sosiologi memberikan pengertian mengenai
prilaku manusia dan sekaligus menelaah sebab-sebab terjadinya interaksi social.
Karya Max Weber tentang perkembangan sosiologi, misalnya anilisis tentang
wewenang, birokrasi, sosiologi agama, organisasi ekonomi dan lain-lain.
Secara garis besar teori social adalah sebuah system dari
ketertarikan antraksi atau ide-ide yang meringkasa dan mengorganisasikan
pengetahuan tentang dunia social. Mengenal dunia social pada dasarnya adalah
yang besangkutan dengan kemasyarakatan yaitu persoalan manusia yang diatasi
melalui pendekatan filsafat social yang kemudian mampu menjawab
persoalan-persoalan: liberalism, sosialisme, komunalisme, dan welfare
liberalism, namun untuk menjawab persoalan-persoalan kemasyarakatan lainnya
yang lebih konkret, filsafat social mengalami hambatan metodologis. Karena itu
banyak persoalan masyarakat tidak bisa lagi diatasi oleh flsafat social yang
sifat pendekatannya abstrak dan tidak konkret. Masyarakat membutuhkan jalan
keluar dari permasalahan kehidupan mereka yang serba spesifik dan konkret.
Dengan demikian, manusia membutuhkan ilmu pengetahuan yang menjembatani
filsafat dan manusia. Karena itu lahirlah sosiologi sebagai jalan keluar untuk
membantu manusia mencegahkan persoalan masyarakat.
Orang pertama yang menggunakan sosiologi adalah Auguste Comte
(1798-1857). Erikon mengatakan bahwa, menurut Erikon bukanlah penemu sosiologi
modern, karena selain teori sosiologi konservatif banyak dipelajari oleh
gurunya Cloude Henri Saint-Simon (1760=1825), Adam Smith atau para moralis
Skotlandia adalah sumber sebenarnya dari Sosiologi Modern. Namun demikian,
Comte memiliki jasa yang luar biasa untuk memperkenalkan sosiologi kepada
dunia.
Orang lain yang juga berjasa pada awal-awal perkembangan sosiologi
adalah Emile Durkheim (1858-1917). Karya-karya Durkheim masih diwariskan oleh
pandangan pencerahan pada sains dan reformaisi social. Pandangannya yang paling
dikenal adalah berhubungan dengan fakta social dan agama. Pandangan
Durkheim tentang fakta-fakta social menjadi dasar bagi sosiologi mengkaji
pandangan tentang apa sebenarnya fakta social itu. Dalam bukunya yang berjudul The
Rule of Sociological Method (1895/1982) Durkheim menekankan bahwa tugas
sosiologi adalah sebagai kekuatan (force) dan struktur yang bersifat
eksternal yang memaksa individu
B.
Biografi Singkat Max Weber
Weber lahir di Erfurt, putra sulung dari seorang politisi liberal
calon yang keluarganya telah menjadi kaya dalam industri linen Jerman. Sang
ayah segera bergabung, lebih sesuai pro-Bismarck "Nasional-Liberal"
dan pindah ke Berlin, di mana ia menjadi anggota DPR Prusia Deputi (1868-1897)
dan Reichstag (1872-1884). Dengan demikian ia menjadi bagian dari lingkungan
sosial dan dihibur Berlin pada pria rumahnya menonjol dalam beasiswa dan
politik.
Helene Weber, ibu sosiolog itu, dibesarkan di ortodoksi Calvinis.
Meskipun dia secara bertahap diterima teologi lebih toleran, moralitas Puritan
dari ibunya tetap utuh dalam dirinya. Sebagai hasil dari kegiatan sosial
suaminya dia datang merasa semakin terasing dari dia, dan, setelah kematian dua
anak-anaknya dan penyakit serius Max muda, dia terkejut pada ketidakmampuannya
untuk berbagi kesedihan berkepanjangan nya.
Weber meninggalkan rumah untuk mendaftar di Universitas Heidelberg
pada tahun 1882, mengganggu studinya setelah dua tahun untuk memenuhi tahun itu
wajib militer di Strassburg (Strasbourg). Selama waktu ini ia menjadi sangat
dekat dengan keluarga adik ibunya, Ida Baumgarten, dan suaminya, sejarawan
Hermann Baumgarten, yang pengaruhnya pada perkembangan intelektual Weber sangat
mendalam.
Setelah dibebaskan dari militer, Weber diminta oleh ayahnya untuk
menyelesaikan studinya di Universitas Berlin, di mana ia bisa tinggal di rumah.
Hal ini mungkin karena ayahnya dianggap sebagai pengaruh subversif Baumgartens
karakter anaknya. Dari tahun 1884 sampai pernikahannya pada tahun 1893, Weber
meninggalkan rumah ayahnya hanya untuk satu semester belajar di Göttingen pada
1885, dan untuk beberapa periode singkat dari manuver militer dengan unit
cadangan nya.
Selama sebagian besar masa kecilnya sebagai
seorang sarjana dalam sejarah hukum dan ekonomi, Weber dengan demikian
terus-menerus tunduk pada klaim orangtuanya saling bertentangan dan tidak bisa
dijawab pada kesetiaannya. Karena
ia menghabiskan pertengahan dan akhir 20-an nya bekerja secara bersamaan dalam
dua magang benar-benar tdk memberi untung - sebagai asisten pengacara dan sebagai
asisten universitas - ia finansial tidak dapat meninggalkan rumah sampai musim
gugur 1893. Pada saat itu ia menerima posisi sementara dalam yurisprudensi di
Universitas Berlin dan menikahi Marianne Schnitger, sepupu kedua.
Ibu Marx
Weber adalah seorang Calvinis yang taat, wanita yang berupaya menjalani
kehidupan prihatin (asetic) tanpa kesenangan seperti yang sangat menjadi
dambaan suaminya. Perhatiannya kebanyakan tertuju pada aspek kehidupan akhirat;
ia terganggu oleh ketidaksempurnaan yang dianggapnya menjadi pertanda bahwa ia
terganggu oleh ketidaksempurnaan yang dianggapnya menjadi pertanda bahwa ia tak
ditakdirkan akan mendapat keselamatan di akhirat. Perbedaan mendalam antara
kedua pasangan ini menyebabkan ketegangan perkawinan mereka dan ketegangan ini
berdampak besar terhadap Weber.
Karena tak
mungkin menyamakan diri terhadap pembawaan orang tuanya yang bertolak belakang
itu, Weber kecil lalu berhadapan dengan suatu pilihan jelas (Marianne Weber,
1975:62). Mula-mula ia memilih orientasi hidup ayahnya, tetapi kemudian
tertarik makin mendekati orientasi hidup ibunya. Apapun pilihannya, ketegangan
yang dihasilkan oleh kebutuhan memilih antara pola yang berlawanan itu
berpengaruh negatif terhadap kejiwaan Weber. Ketika berumur 18 tahun Weber
minggat dari rumah, belajar di Universitas Heildelberg. Weber telah menunjukkan
kematangan intelektual, tetapi ketika masuk universitas ia masih tergolong
terbelakang dan pemalu dalam bergaul.
Sifat ini
cepat berubah ketika ia condong pada gaya hidup ayahnya dan bergabung dengan
kelompok mahasiswa saingan kelompok mahasiswa ayahnya dulu. Secara sosial ia
mulai berkembang, sebagian karena terbiasa minum bir dengan teman-temannya.
Lagipula ia dengan bangga memamerkan parutan akibat perkelahian yang menjadi
cap kelompok persaudaraan mahasiswa seperti itu. Dalam hal ini Weber tak hanya
menunjukkan jati dirinya sama dengan pandangan hidup ayahnya tetapi juga pada
waktu itu memilih karir bidang hukum seperti ayahnya.
Setelah
kuliah tiga semester Weber meninggalkan Heidelberg untuk dinas militer dan
tahun 1884 ia kembali ke Berlin, ke rumah orang tuanya, dan belajar di
Universitas Berlin. Ia tetap disana hampir 8 tahun untuk menyelesaikan studi
hingga mendapat gelar Ph.D., dan menjadi pengacara dan mulai mengajar di
Universitas Berlin. Dalam proses itu minatnya bergeser ke ekonomi, sejarah dan
sosiologi yang menjadi sasaran perhatiannya selama sisa hidupnya. Selama 8
tahun di Berlin, kehidupannya masih tergantung pada
C.
Definisi Sosial yang Dikembangkan Max Weber
Definisi Sosial yang dikembangkan oleh Max
Weber untuk menganalisa tindakan sosial (social action), eksemplar yang
digunakan dalam paradigma ini adalah dari Max Weber (1864-1920). Weber
memandang bahwa kenyataan sosial secara mendasar terdiri dari individu-individu
dan tindakan-tindakan sosialnya yang berarti. Bagi Weber, Sosiologi adalah ”a science which attempts the
interppretative understanding of social action in order therby to arrive at a
causal explanation of its course and effects”.
Tekanan dalam definisi Weber ini berbeda dari
pendirian Weber bahwa sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari fakta sosial
yang bersifat eksternal, memaksa individu, dan bahwa fakta sosial harus
dijelaskan dengan fakta sosial lainnya. Durkheim melihat kenyataan sosial
sebagai suatu yang mengatasi individu, berada pada tingkat yang bebas Weber
melihat kenyataan sosial sebagai sesuatu yang didasarkan pada motivasi individu
dan tindakan-tindakan sosial. Bila Durkheim memiliki posisi yang umumnya
berhubungan dengan realisme sosial maka posisi Weber berhubungan dengan posisi
nominalis. Kaum nominalis berpendirian bahwa hanya individu-individulah yang
riil secara objektif, dan bahwa masyarakat hanyalah suatu nama yang menunjuk
pada sekumpulan individu-individu. Perbedaan
penting lainnya antara Durkheim dan Weber adalah pandangannya mengenai
proses-proses subjektif yang sangat penting dalam definisi Weber.
Posisi Weber ini menjadi jelas dalam pernyataannya bahwa ”interpretative
sociology considers the individual (Einzelindividuum) and his action as the
basic unit, as its atom’ in this approach, the individual is also the upper
limit and the sole carrier of meaningful conduct in general, for sociology,
such concept as state, association, feudalism, and the like designate certain
categories of human interaction. Hence it is the task of sociology to reduce
these concept to understandable action, that is, without exception, to the
action of participating individual men. Dari sini terlihat bahwa tujuan sosiologi
interpretative Weber adalah untuk masuk ke arti-arti subjektif yang berhubungan
dengan berbagai “kategori interaksi manusia”.
Dalam kerangka Weberian inilah paradigma
definisi sosial menempatkan definisi aktor terhadap situasi social dan efeknya
terhadap tindakan dan interaksi sebagai subject matter sosiologi. Ada banyak
teori yang dicakup dalam paradigma definisi sosial. Dalam sosiologi Ilmu
Pengetahuan Berparadigma Ganda yang disadur oleh Ali Mandan, Ritzer memberikan
tiga teori yaitu ; Teori Aksi (action Theory), Interaksionisme Simbolik
(symbolic interactionism) dan fenomenologi (phenomenology). Namun
karena perkembangan yang pesat dalam teori sosiologi mutakhir Ritzer
menambahkan lagi dua teori kedalam paradigma ini yaitu Etnometodologi (ethnomethodology)
dan Eksistensialisme (exixtensialism).
Meskipun penganut paradigma definisi sosial
yang paling sering menggunakan metode kuisioner-interview namun mereka juga
lebih sering menggunakan metode observasi bila dibandingkan dengan penganut
paradigma yang lain. Dengan kata lain, observasi merupakan metode yang
membedakan penganut definisi sosial dari penganut paradigma lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
ü Secara garis
besar teori social adalah sebuah system dari ketertarikan antraksi atau ide-ide
yang meringkasa dan mengorganisasikan pengetahuan tentang dunia social.
Mengenal dunia social pada dasarnya adalah yang besangkutan dengan
kemasyarakatan yaitu persoalan manusia yang diatasi melalui pendekatan filsafat
social yang kemudian mampu menjawab persoalan-persoalan: liberalism,
sosialisme, komunalisme, dan welfare liberalism, namun untuk
menjawab persoalan-persoalan kemasyarakatan lainnya yang lebih konkret,
filsafat social mengalami hambatan metodologis. Karena itu banyak persoalan
masyarakat tidak bisa lagi diatasi oleh flsafat social yang sifat pendekatannya
abstrak dan tidak konkret. Masyarakat membutuhkan jalan keluar dari
permasalahan kehidupan mereka yang serba spesifik dan konkret. Dengan demikian,
manusia membutuhkan ilmu pengetahuan yang menjembatani filsafat dan manusia.
Karena itu lahirlah sosiologi sebagai jalan keluar untuk membantu manusia
mencegahkan persoalan masyarakat
ü Weber lahir di
Erfurt, putra sulung dari seorang politisi liberal calon yang keluarganya telah
menjadi kaya dalam industri linen Jerman. Sang ayah segera bergabung, lebih
sesuai pro-Bismarck "Nasional-Liberal" dan pindah ke Berlin, di mana
ia menjadi anggota DPR Prusia Deputi (1868-1897) dan Reichstag (1872-1884).
Dengan demikian ia menjadi bagian dari lingkungan sosial dan dihibur Berlin
pada pria rumahnya menonjol dalam beasiswa dan politik.
ü Definisi Sosial yang dikembangkan oleh Max Weber untuk menganalisa tindakan
sosial (social action), eksemplar yang digunakan dalam paradigma ini
adalah dari Max Weber (1864-1920). Weber memandang bahwa kenyataan sosial
secara mendasar terdiri dari individu-individu dan tindakan-tindakan sosialnya
yang berarti. Bagi Weber,
Sosiologi adalah ”a science which attempts the interppretative understanding
of social action in order therby to arrive at a causal explanation of its
course and effects”.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Harton, Paul B dan Chestre L. Hunt.
Sosiologi. Erlangga. Jakarta, 1992. Edisi keenam jilid 2.
Ø Huky B.D.A. Wila. 1082. Pengantar Sosiologi. Surabaya:
Usaha Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar